Cara Pembuatan Pupuk Organik

Berikut ini langkah-langkah mudah cara pembuatan pupuk organik yang bisa anda lakukan sendiri di rumah. Sebelum itu, pahami lebih dalam mengenai cara kerja pupuk anorganik yang biasa anda pakai dan bandingkan dengan manfaat yang bisa diberikan pupuk organik sehingga anda bisa memilih pupuk mana yang lebih baik untuk tanaman anda. Pupuk anorganik memang mampu menyediakan unsur hara spesifik "tesedia" (siap diserap) oleh tanaman namun karena sifatnya yang memaksa tanah dalam menyediakan nutrisi, lambat laun, di tahun-tahun mendatang kemampuan tanah dalam menyediakan nutrisi alami akan semakin berkurang dan hal tersebut sudah banyak dirasakan di banyak wilayah pertanian dan perkebunan. Tanah-tanah jadi semakin tandus, kurang nutrisi, tanaman tidak panen dan banyak hal negatif lainnya.

Berbeda dengan pupuk anorganik, pupuk organik bersifat healing / menyembuhkan kesuburan tanah, tanah yang tandus dapat menjadi tempat hidup sehat bagi renik / mahluk berukuran kecil yang berfungsi aktif bagi kelangsungan tanaman dan tanah itu sendiri. Namun karena nilai negatif yang ada pada pupuk organik membuat petani tetap menekuni pemakaian pupuk anorganik sembari diselingin pupuk organik. Padahal meski tingkat konsentrasinya berkurang, pupuk anorganik masihlah meninggalkan residu negatif. Kini ada alternatif lain yang banyak dipakai oleh petani luar negeri dan belum banyak dikenal oleh petani Indonesia, yaitu dengan pengaplikasian pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk hayati (Baca: Keunggulan Pupuk Hayati M-BIO). Pupuk hayati adalah pupuk mikrobiologis / pupuk yang berisi mikroba hidup yang berfungsi untuk mempercepat proses dekomposisi pada cara pembuatan pupuk organik serta meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi serta perkembangbiakannya dalam tanah dan lapisan luar tanaman dapat menekan pertumbuhan hama penyebab penyakit pada tanaman. Demikian penjelasan singkat mengenai pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati. Berikut Cara pembuatan pupuk organik secara fermentasi dengan kombinasi pupuk hayati M-BIO yang dapat anda buat sendiri di rumah,

Bahan-bahan:

- Kotoran ternak (ayam / sapi / kambing / dll): 600 kg

- Rerumputan / tanaman sisa panen / azolla: 200 kg

- Seresah daun / daun gugur: 50 kg

- Sampah organik rumah tangga: 150 kg

- Dedak / bekatul: 50 kg

- Gula merah / gula putih: 1 kg

- Air / air kencing ternak: ± 50 liter

- Pupuk Hayati M-BIO: 1 liter (Baca: Kandungan Pupuk Hayati M-BIO)

Pembuatan:

Larutkan Pupuk Hayati M-BIO, gula & air di dalam wadah hingga tercampur rata
Campur rata bahan organik yang telah dicacah kasar & kotoran hewan menggunakan sekop.
Siramkan larutan M-BIO, air & gula secara merata dengan menggunakan embrat pada campuran bahan organik, sampai kandungan air pada campuran bahan organik tersebut mencapai ± 50% (adonan bila diremas dengan tangan tidak keluar air, dan apabila remasan dilepas adonan mekar)
Adonan ditumpukkan merata di tempatnya, kemudian ditutup dengan karung goni atau penutup lainnya supaya tidak terkena hujan dan sinar matahari langsung.
Setelah 6-8 jam, suhu adonan diperiksa. Selanjutnya aduk-aduk / balik adonan sampai suhu adonan dingin kemudian ditutup kembali.
Setelahnya, adonan harus dibalik / diaduk kembali setiap hari untuk menjaga suhu adonan tetap di bawah 40° C.
Setelah ± 7-10 hari fermentasi, Pupuk organik hasil fermentasi (PORASI) siap diaplikasikan.

Cara Pengaplikasian Pupuk organik padat:

Pupuk organik ini bisa digunakan atau diaplikasikan sama seperti kompos, yaitu langsung ditebarkan di atas lahan pada saat pengolahan tanah / membuat bedengan, kemudian dicampur dengan tanah secara merata.
Takaran pupuk dasar untuk kacang tanah berkisar antara 5 - 10 ton/ha, tergantung pada komoditas tanaman dan tingkat kesuburan tanah.
Untuk tanaman dalam pot / polybag, dosis pupuk organik hasil fermentasi dan media tanah adalah 1 : 2

DAPATKAN SEKARANG!!

Diskon 10% untuk 1 btl pertama

Info Lengkap Harga dan Pemesanan